Ketika saya membaca al-quran digital tentang ayat yang menerangkan rentetan kejadian hujan yang begitu rinci. Kekaguman tidak dapat saya bendung terhadap pengetahuan yang baru saja saya dapatkan dari redaksi ayat-ayat tersebut. Pikiran saya langsung tertuju pada fokus bentuk dari awan yang terbentuk dalam proses hujan tersebut, Ada yang menghasilkan petir yang begitu besar dan ada yang tanpa petir hingga umat yang didatanginya Allah sebutnya sebagai umat yang memperoleh Rahmat yang tiada taranya.Ini adalah redaksi ayat yang saya temukan ,
46. Dan di antara
tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa
berita gembira[1173] dan untuk merasakan
kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan
perintah-Nya[1174] dan (juga) supaya kamu
dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur.(Ar-ruum:46)
48. Allah, Dialah
yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba
mereka menjadi gembira. (Ar-ruum:48)
Penjelasan yang akan saya sampaikan tentu tidak akan merubah redaksi dari ayat tersebut dan akan diperbaiki jika ada pendekatan hikmah yang lebih tepat. Hal itu pernah saya baca dalam sebuah buku dari Bapak Qurais Syihab ,tentang dibolehkannya kita menta'wilkan ayat suci al-quran dengan tujuan memberikan pendekatan terhadap ilmu pengetahuan dan wahyu yang diturunkan oleh Allah,Tiada maksud lain dari penulis selain berbagi ilmu kepada sesama dengan jalan yang lurus.Pada ayat 48 penulis menggarisbawahi bahwa awan yang diterangkan disini berbeda pada ayat selanjutnya,Bentuk awannya berkumpul-kumpul, ada kabar gembira yang disampaikan ,hujan keluar dari celah-celahnya.Sehingga saya menyimpulkan untuk proses yang pertama ini,tidak terlalu menghasilkan petir karena hujan yang berupa kabar gembira tentu tidak disertai dengan petir.kemudian pada ayat lainnya,
40. Atau seperti
gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya
ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih,
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan)
barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia
mempunyai cahaya sedikitpun. (An-nuur:40)
Redaksi ayat ini menyampaikan Bahwa bentuk geometris yang bertindih-tindih menghasilkan petir,bahkan dilihat dari warna awan secara sepintas sesuai dengan awan yang sering kita temui sebagai awan yang menhasilkan hujan. jika disangkutkan dengan benda buatan manusia ,awan dalam hal kedudukan geometrisnya bolehlah dismakan seperti kapasitor. Manusia hanya dapat menjelaskan Perincian terhadap Ilmu yang lebih spesifik sehingga mudah dipahami sebagai Aturan yang dominan di Alam semesta ini,karena Allah menciptakan Alam semesta ini dengan Keteraturan yang Maha sempurna . Dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan Yang Pesat bukan berarti telah menjawab "Mengapa Alam semesta tercipta ini begitu teratur?",namun hanya dapat menjelaskan rentetan kejadian yang telah Terjadi menurut hukum yang dilabelisasi manusia secara lebih spesifik dan merupakan Akumulasi dari perkembangan jaman sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar